Jumat, 07 Juni 2013

INISIASI MENYUSU DINI (IMD)

1.    Pengertian Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Inisiasi Menyusu Dini atau IMD adalah bayi mulai menyusu sendiri, selama satu jam segera setelah lahir. Dalam IMD, proses yang benar adalah bayi letakkan di dada ibu dan bayi dibiarkan mencari puting susu ibu untuk menyusu. Cara bayi melakukan IMD ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara ibu. Pada jam pertama bayi berhasil menemukan payudara ibunya. Inilah awal hubungan menyusui antara bayi dan ibunya, yang akhirnya berkelanjutan dalam kehidupan ibu dan bayi (Roesli, 2008).
Sedangkan menurut Depkes (2008) dalam Prasetyono (2012) IMD dilakukan dengan membiarkan bayi menempel di dada atau perut ibu segera setelah lahir dan membiarkannya merayap mencari puting, kemudian bayi menyusu sampai puas.
IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses  yang memakan waktu hingga 1 jam ini, harus berlangsung skin to skin contact antara bayi dan ibu (Wulandari D., 2010). 
IMD dipercaya akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi terhadap penyakit – penyakit yang berisiko kematian tinggi, misalnya kanker syaraf, leukimia, dan beberapa penyakit lainnya. Selain itu, IMD juga dinyatakan dapat menekan Angka Kematian Bayi (AKB) baru lahir hingga mencapai 22 % (Cie, 2008). 
IMD tidak hanya diperuntukkan bagi ibu yang melahirkan secara normal tetapi juga untuk ibu yang melahirkan melalui operasi caesarea.  IMD dapat dilakukan pada ibu yang melahirkan  dengan operasi caesarea walaupun kemungkinan berhasilnya sekitar 50% dari pada persalinan normal, asalkan bayi dalam kondisi  yang  stabil. Selain itu, bayi yang lahir dengan berat lahir rendah juga tetap dapat melakukan IMD, dengan alasan yang sama, yaitu bayi dalam kondisi stabil. Jadi tidak ada alasan untuk tidak melaksanakan IMD (Ananda, 2009).
Pada pelaksanaan IMD, setelah bayi lahir, ia akan dibersihkan dengan kain lap, lalu ditaruh di atas perut ibu. Selanjutnya, bayi dibiarkan mencari puting payudara ibu secara mandiri. Ketika itu, ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut. Jika perlu, ibu boleh mendekatkan bayi pada puting payudara, tetapi jangan memaksakan bayi saat itu. Biasanya, bayi siap minum ASI pada 30 – 40 menit setelah dilahirkan.
Dalam proses IMD, dibutuhkan kesiapam mental ibu. Ibu tidak boleh merasa risih ketika bayi diletakkan di atas tubuhnya. Saat inilah, dukungan dari keluarga, terutama suami, sangat dibutuhkan oleh ibu yang akan melakukan IMD usai melahirkan. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan suami antara lain memberikan perhatian kepada istri, misalnya dengan mengelus – elus rambut disertai mengungkapkan kalimat yang menenangkan hati.
Proses melahirkan bukanlah proses yang sederhana, tetapi sangat kompleks, karena harus melibatkan berbagai pihak, baik rumah sakit maupun keluarga. Oleh karena itu, ibu memerlukan banyak informasi supaya ibu bisa melahirkan secara normal. Sebaliknya, suami menemani istri saat akan bersalin. Sebenarnya, ada juga suami yang takut melihat darah, tetapi ketakutan ini dapat disiasati, misalnya suami berdiri di belakang istri. Ketika bersalin, istri mempertaruhkan nyawa. Maka, suami harus mendukungnya dengan sepenuh hati (Prasetyono, 2012).
2.    Manfaat Inisiasi Menyusu Dini
Menurut Roesli (2008), inisiasi menyusu dini mempunyai manfaat bagi bayi dan ibu.  
a.    Manfaat Untuk Bayi
1)   Dada ibu akan menghangatkan bayi dengan suhu yang tepat selama bayi merangkak mencari payudara. Suhu yang tepat dapat menurunkan kematian bayi karena kedinginan (hipotermia). 
2)   Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil dan bayi akan lebih jarang menangis.
3)   Saat merangkak mencari payudara, bayi menelan bakteri baik yang ada pada kulit ibunya dengan menjilat-jilat kulit ibu. Bakteri baik yang masuk ke dalam saluran pencernaan bayi dan membantu meningkatkan ketahanan bayi terhadap serangan bakteri jahat dari lingkungan.
4)   Ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu dan bayi akan lebih baik.
5)   Bayi yang melakukan inisiasi menyusu dini akan lebih berhasil menyusu eksklusif.
6)   Bayi akan mendapatkan kolostrum, yaitu ASI yang pertama kali keluar. Kolostrum sangat penting untuk kekebalan tubuh bayi dan penting untuk pertumbuhan usus bayi.
b.    Manfaat Untuk Ibu
Dengan melakukan IMD sentuhan tangan bayi di puting susu dan sekitarnya akan membantu merangsang pengeluaran hormon oksitosin. Hormon oksotosin sangat bermanfaat untuk ibu di antaranya:
1)   Membantu rahim berkontraksi sehingga mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan ibu yang mengurangi risiko kematian ibu.
2)   Merangsang produksi hormon prolaktin yang membuat ibu menjadi rileks.
3)   Dapat menenangkan ibu dan meningkatkan kasih sayang.
4)   Dapat merangsang pengaliran ASI dari payudara.
3.    Inisiasi Menyusu Dini yang Kurang Tepat
Saat ini, umumnya praktek inisiasi menyusu seperti berikut:
a.    Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi dengan kain kering.
b.    Bayi segera dikeringkan dengan kain kering. Tali pusat di potong, lalu diikat.
c.    Karena takut kedinginan, bayi dibungkus atau dibedong dengan selimut bayi.
d.   Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan di dada ibu (tidak terjadi kontak dengan kulit ibu). Bayi dibiarkan di dada ibu (bonding) untuk beberapa lama (10 – 15 menit) atau sampai tenaga kesehatan selesai menjahit perineum.
e.    Selanjutnya, diangkat dan disusukan pada ibu dengan cara memasukkan puting susu ibu ke mulut bayi.
f.     Setelah itu, bayi dibawa ke kamar transisi atau kamar pemulihan (recovery room) untuk di timbang, di ukur, di cap, di azankan oleh ayah, diberi suntikan vitamin K, dan kadang diberi tetes mata (Roesli, 2008)
4.    Inisiasi Menyusu Dini yang Dianjurkan
Berikut ini langkah-langkah melakukan inisiasi menyusu dini yang dianjurkan :
a.    Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering.
b.    Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya, kecuali kedua tangannya.
c.    Tali pusat di potong lalu diikat.
d.   Vernix (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.
e.    Tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Jika perlu, bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya (Roesli, 2008).
5.    Tahapan Inisiasi Menyusu Dini
a.    Tahap pertama disebut istirahat siaga (rest/quite alert stage). Dalam waktu 30 menit, biasanya bayi hanya terdiam. Tapi jangan menganggap proses menyusu dini gagal bila setelah 30 menit sang bayi tetap diam. Bayi jangan diambil, paling tidak 1 jam melekat.
b.    Tahap kedua, bayi mulai mengeluarkan suara kecapan dan gerakan menghisap pada mulutnya. Pada menit ke 30 sampai 40 ini bayi memasukkan tangannya ke mulut.
c.    Tahap ketiga, bayi mengeluarkan air liur. Namun air liur yang menetes dari mulut bayi itu jangan dibersihkan. Bau ini yang dicium bayi. Bayi juga mencium bau air ketuban di tangannya yang baunya sama dengan bau puting susu ibunya. Jadi bayi mencari baunya.
d.   Tahap keempat, bayi sudah mulai menggerakkan kakinya. Kaki mungilnya menghentak guna membantu tubuhnya bermanuver mencari puting susu. Khusus tahap keempat, ibu juga merasakan manfaatnya. Hentakan bayi di perut bagian rahim membantu proses persalinan selesai, hentakan itu membantu ibu mengeluarkan ari-ari.
e.    Pada tahap kelima, bayi akan menjilati kulit ibunya. Bakteri yang masuk lewat mulut akan menjadi bakteri baik di pencernaan bayi. Jadi biarkan si bayi melakukan kegiatan itu.
f.     Tahap terakhir adalah saat bayi menemukan puting susu ibunya. Bayi akan menyusu untuk pertama kalinya. Proses sampai bisa menyusu bervariasi. Ada yang sampai 1 jam (Roesli, 2008).         
6.    Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini
a.    Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini pada Persalinan Normal
Adapun tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini yang dijelaskan oleh Roesli (2008) meliputi:
1)   Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan.
2)   Saat persalinan, disarankan untuk mengurangi atau tidak menggunakan obat kimiawi.
3)   Ibu dapat memilih sendiri cara melahirkan yang diinginkan.
4)   Setelah bayi lahir, seluruh badan dan kepala bayi secepatnya dikeringkan, kecuali kedua tangannya, tanpa menghilangkan vernix (kulit putih) yang dapat menyamankan kulit bayi.
5)   Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Kulit bayi melekat pada kulit ibu. Posisi ini dilakukan minimum satu jam. Ibu dan bayi diselimuti, jika perlu kepala bayi dapat dipakaikan topi. 
6)   Bayi dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan memberikan sentuhan lembut, tetapi bayi tidak dipaksakan ke puting susu ibunya.
7)   Saat bayi mencari puting susu ibunya, ibu perlu didukung oleh suami untuk membantu mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Dukungan suami dapat meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibu selama satu jam.
8)   Persalinan dengan operasi caesarea dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit bayi dengan kulit ibu.  
9)   Setelah satu jam atau menyusu awal selesai, bayi baru dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur dan dicap.
10)    Ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar atau rawat gabung. Bayi harus selalu dalam jangkauan ibu selama 24 jam. Agar ibu dapat menyusui bayinya kapan pun. Pemberian minuman prelaktal (cairan yang diberikan sebelum ASI keluar) dihindari.
b.    Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini pada Persalinan Caesarea
Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini pada persalinan caesarea antara lain :
1)   Tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif.
2)   Jika mungkin, diusahakan suhu ruangan 20°-25°C. Disediakan selimut untuk menutupi punggung bayi dan badan ibu. Disiapkan juga topi bayi untuk mengurangi hilangnya panas dari kepala bayi.
3)   Anjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat melahirkan yang tepat, sensitif dan mendukung ibu.
4)   Sarankan untuk mempergunakan cara yang tidak mempergunakan obat kimiawi dalam menolong ibu saat melahirkan (pijat, aroma terapi dan sebagainya).
5)   Biarkan ibu menentukan cara dan posisi melahirkan.
6)   Keringkan bayi secepatnya tanpa menghilangkan vernix yang menyamankan kulit bayi.
7)   Tengkurapkan bayi di dada atau perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Selimuti keduanya, kalau perlu menggunakan topi bayi.
8)   Biarkan bayi mencari puting susu ibunya sendiri. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut. Bila perlu ibu boleh mendekatkan bayi pada puting tapi jangan memaksakan bayi ke puting susu.
9)   Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu pertama selesai.
10)    Ibu melahirkan dengan proses operasi berikan kesempatan skin to skin contact.
11)    Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dicap, setelah menyusu dini selesai.
12)    Hindarkan pemberian minuman pre-laktal.
13)    Jika inisiasi dini belum terjadi di kamar bersalin, kamar operasi atau bayi harus dipindah sebelum satu jam maka bayi tetap diletakkan di dada ibu ketika dipindahkan ke kamar perawatan atau pemulihan. (Roesli, 2008).
7.    Penghambat Inisiasi Menyusu Dini
Beberapa hal yang menjadi yang dianggap penghambat pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini tetapi bukan merupakan penghambat antara lain:

a.    Bayi kedinginan (tidak benar).
Berdasarkan hasil pnelitian Dr. Niels Bergman (2005), ditemukan bahwa suhu dada ibu yang melahirkan menjadi 1°C lebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1°C. Jika bayi kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat 2°C untuk menghangatkan bayi. Jadi, dada ibu yang melahirkan merupakan tempat terbaik bagi bayi yang baru lahir dibandingkan tempat tidur yang canggih dan mahal.
b.    Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya (tidak benar).
Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit seta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu.
c.    Tenaga kesehatan kurang tersedia (tidak masalah).
Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga terdekat untuk manjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu.
d.   Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk (tidak masalah).
Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini.

e.    Ibu harus dijahit (tidak masalah).
Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara. Bagian tubuh ibu yang dijahit adalah bagian bawah.
f.     Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore harus segera diberikan setela lahir (tidak benar).
Menurut American College of Obstetrics and Gynecology dan Academy Breastfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi.
g.    Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur (tidak benar).
Menunda memandikan pada bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal selesai.
h.    Bayi kurang siaga (tidak benar).
Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah itu, bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang diasup ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding.
i.      Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan prelaktal (tidak benar).
Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu.
j.   Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi (tidak benar).
Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh-kembang bayi. Selain sebagai imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum melindungi dan mematangkan dinding usus yang masih muda (Roesli, 2008).