Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah bayi
menyusu sendiri segera setelah lahir.
Dalam IMD, proses yang benar adalah bayi letakkan di dada ibu dan bayi
dibiarkan mencari puting susu ibu untuk menyusu. Cara bayi melakukan IMD ini
dinamakan the breast crawl atau
merangkak mencari payudara ibu (Roesli, 2008).
IMD harus dilakukan langsung saat lahir,
tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga
tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses yang memakan waktu hingga 1 jam ini, harus
berlangsung skin to skin antara bayi
dan ibu (Wulandari, 2010).
IMD dipercaya akan membantu meningkatkan
daya tahan tubuh bayi terhadap penyakit-penyakit yang berisiko kematian tinggi,
misalnya kanker syaraf, leukimia, dan beberapa penyakit lainnya. Selain itu,
IMD juga dinyatakan dapat menekan Angka Kematian Bayi (AKB) baru lahir hingga mencapai 22 % (Cie, 2008).
IMD tidak hanya diperuntukkan bagi ibu
yang melahirkan secara normal tetapi juga untuk ibu yang melahirkan melalui
operasi caesar. IMD dapat dilakukan pada ibu yang melahirkan dengan operasi caesar walaupun kemungkinan berhasilnya sekitar 50% dari pada
persalinan normal, asalkan bayi dalam kondisi
yang stabil (Avnt, 2012). Selain itu, bayi yang lahir dengan berat
lahir rendah juga tetap dapat melakukan IMD, dengan alasan yang sama, yaitu
bayi dalam kondisi stabil. Jadi tidak ada alasan untuk tidak melakasanakan IMD
(Ananda, 2009).
1. Tata
laksana Inisiasi Menyusu Dini
Menurut dr. Hj. Utami Roesli SpA, MBA,I BLCC,
2009 menyatakan beberapa hal yang harus dilakukan sebagai tata laksanana IMD,
yaitu:
a. Inisiasi
dini sangat membutuhkan kesabaran dari sang ibu dan rasa percaya diri yang
tinggi, dan membutuhkan dukungan yang sangat kuat dari suami dan keluarga. Jadi
akan membantu ibu apabila saat inisiasi, suami dan keluarga ada mendampinginya.
b. Obat-obatan
kimiawi, seperti pijat, aroma terapi, bergerak, hypnobirthing, dan sebagainya coba dihindari.
c. Ibu-lah
yang menentukan posisi melahirkan karena dia yang akan menjalaninya.
d. Setelah
bayi dilahirkan, secepat mungkin keringkan bayi tanpa menghilangkan vernix yang dapat menyamankan kulit
bayi.
e. Tengkurapkan
bayi di dada ibu atau perut ibu dengan skin
to skin contact, selimuti keduanya. Andai memungkinkan dan dianggap perlu,
beri si bayi topi.
f. Biarkan
bayi mencari puting ibu sendiri. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan
lembut dengan tidak memaksakan bayi ke puting ibunya.
g. Dukung
dan bantu ibu untuk mengenali tanda-tanda dan perilaku bayi sebelum menyusu (pre-feeding) yang dapat berlangsung
beberapa menit atau satu jam bahkan lebih, diantaranya:
1) Istirahat
sebentar dalam keadaan siaga, menyesuaikan dengan lingkungan
2) Memasukan
tangan ke mulut, gerakan menghisap, atau mengeluarkan suara.
3) Bergerak
ke arah payudara
4) Daerah
areola yang biasanya menjadi sasaran.
5) Menyentuh
puting susu dengan tangannya.
6) Menemukan
putting susu, reflek mencari (rooting)
melekat dengan mulut terbuka Biarkan bayi dalam posisi skin to skin contact sampai
proses menyusu pertama selesai.
h. Bagi
ibu yang melahirkan dengan tindakan, seperti operasi, berikan kesempatan untuk skin to skin contact.
i.
Bayi harus dipisahkan dari ibu setelah
ditimbang, diukur dan dicap setelah menyusu awal. Tunda prosedur yang invasif
seperti suntikan vitamin K dan menetes mata bayi.
j.
Dengan rawat gabung, ibu akan mudah
merespon bayi. Andaikan pemisahan antara ibu dan bayi terjadi, ibu tidak akan
merespon bayinya dengan cepat sehingga mempunyai potensi untuk memberikan susu
formula. Jadi, akan lebih membantu apabila bayi tetap bersama ibunya selama 24
jam dan selalu hindari makanan atau minuman pre-laktal.
2. Manfaat
Inisiasi Menyusu Dini
IMD termasuk satu dari tiga standar emas
pemberian makan pada anak. Selain dua lagi, yaitu pemberian ASI eksklusif
sampai usia bayi mencapai enam bulan, dan pemberian makanan tambahan yang
mendukung ASI sejak bayi berusia enam bulan sampai dua tahun, sambil sang ibu
terus memberikan ASI. Sebagai tahap awal, IMD memiliki manfaat (Wulandari,
2010) antara lain:
a) Lancarkan
pengeluaran plasenta
Inisiasi
tidak hanya memberikan kesempatan pada bayi menemukan dan menghisap payudara
ibunya sejak awal sekali. Melalui proses IMD, pengeluaran plasenta dari rahim
ibu juga dapat berjalan dengan lancar. Sewaktu bayi merangkak dalam dada ibu
dan bergerak mencari puting ibu, kaki bayi menendang-nendang perut ibu. Hal
inilah yang dapat memperlancar pengeluaran plasenta.
b) Imunisasi
Dini
Sebelum
bayi berhasil mencapai payu dara ibu dan menghisap puting, dalam merangkak di
perut dan dada ibu, bayi mulai mengecapkan bibirnya dan menjilati permukaan
kulit ibunya. Mengecap dan dan menjilati permukaan ibunya sebelum menemukan
puting adalah cara alami bayi mengumpulkan bakteri-bakteri baik yang diperlukan
untuk membangun sistem kekebalan tubuhnya.
c) Memelihara
kemampuan pertahanan (survival)
Inisiasi dini membantu spesies
manusia menjaga kempuan bertahan hidup manusia (survival) alaminya. Jika bayi tidak diberikan kesempatan untuk IMD,
berari bayi tersebut telah kehilangan kemampuan bertahan hidup secara alami.
Mengacu kepada penelitian Karen Edmund dkk., 78% bayi manusia memang mampu
bertahan hidup tanpa melakukan IMD. Tetapi, bayi-bayi tersebut tidak pernah
mendapatkan kesempatan unuk menguji kemampuan bertahan hidup (survival) alaminya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar