Kamis, 13 Februari 2014

Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah bayi menyusu sendiri segera setelah  lahir. Dalam IMD, proses yang benar adalah bayi letakkan di dada ibu dan bayi dibiarkan mencari puting susu ibu untuk menyusu. Cara bayi melakukan IMD ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara ibu (Roesli, 2008).
IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses  yang memakan waktu hingga 1 jam ini, harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu (Wulandari, 2010). 
IMD dipercaya akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi terhadap penyakit-penyakit yang berisiko kematian tinggi, misalnya kanker syaraf, leukimia, dan beberapa penyakit lainnya. Selain itu, IMD juga dinyatakan dapat menekan Angka Kematian Bayi (AKB) baru lahir  hingga mencapai 22 % (Cie, 2008). 
IMD tidak hanya diperuntukkan bagi ibu yang melahirkan secara normal tetapi juga untuk ibu yang melahirkan melalui operasi caesar.  IMD dapat dilakukan pada ibu yang melahirkan  dengan operasi caesar walaupun kemungkinan berhasilnya sekitar 50% dari pada persalinan normal, asalkan bayi dalam kondisi  yang  stabil  (Avnt, 2012).    Selain itu, bayi yang lahir dengan berat lahir rendah juga tetap dapat melakukan IMD, dengan alasan yang sama, yaitu bayi dalam kondisi stabil. Jadi tidak ada alasan untuk tidak melakasanakan IMD (Ananda, 2009).
1.      Tata laksana Inisiasi Menyusu Dini
Menurut dr. Hj. Utami Roesli SpA, MBA,I BLCC, 2009 menyatakan beberapa hal yang harus dilakukan sebagai tata laksanana IMD, yaitu:
a.       Inisiasi dini sangat membutuhkan kesabaran dari sang ibu dan rasa percaya diri yang tinggi, dan membutuhkan dukungan yang sangat kuat dari suami dan keluarga. Jadi akan membantu ibu apabila saat inisiasi, suami dan keluarga ada mendampinginya.
b.      Obat-obatan kimiawi, seperti pijat, aroma terapi, bergerak, hypnobirthing, dan sebagainya coba dihindari.
c.       Ibu-lah yang menentukan posisi melahirkan karena dia yang akan menjalaninya.
d.      Setelah bayi dilahirkan, secepat mungkin keringkan bayi tanpa menghilangkan vernix yang dapat menyamankan kulit bayi.
e.       Tengkurapkan bayi di dada ibu atau perut ibu dengan skin to skin contact, selimuti keduanya. Andai memungkinkan dan dianggap perlu, beri si bayi topi.
f.       Biarkan bayi mencari puting ibu sendiri. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut dengan tidak memaksakan bayi ke puting ibunya.
g.      Dukung dan bantu ibu untuk mengenali tanda-tanda dan perilaku bayi sebelum menyusu (pre-feeding) yang dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam bahkan lebih, diantaranya:
1)      Istirahat sebentar dalam keadaan siaga, menyesuaikan dengan  lingkungan
2)      Memasukan tangan ke mulut, gerakan menghisap, atau mengeluarkan suara.
3)      Bergerak ke arah payudara
4)      Daerah areola yang biasanya menjadi sasaran.
5)      Menyentuh puting susu dengan tangannya.
6)      Menemukan putting susu, reflek mencari (rooting) melekat dengan mulut terbuka Biarkan bayi dalam posisi skin to skin contact  sampai proses menyusu pertama selesai.
h.      Bagi ibu yang melahirkan dengan tindakan, seperti operasi, berikan kesempatan untuk skin to skin contact.
i.        Bayi harus dipisahkan dari ibu setelah ditimbang, diukur dan dicap setelah menyusu awal. Tunda prosedur yang invasif seperti suntikan vitamin K dan menetes mata bayi.
j.        Dengan rawat gabung, ibu akan mudah merespon bayi. Andaikan pemisahan antara ibu dan bayi terjadi, ibu tidak akan merespon bayinya dengan cepat sehingga mempunyai potensi untuk memberikan susu formula. Jadi, akan lebih membantu apabila bayi tetap bersama ibunya selama 24 jam dan selalu hindari makanan atau minuman pre-laktal.

2.   Manfaat Inisiasi Menyusu Dini
IMD termasuk satu dari tiga standar emas pemberian makan pada anak. Selain dua lagi, yaitu pemberian ASI eksklusif sampai usia bayi mencapai enam bulan, dan pemberian makanan tambahan yang mendukung ASI sejak bayi berusia enam bulan sampai dua tahun, sambil sang ibu terus memberikan ASI. Sebagai tahap awal, IMD memiliki manfaat (Wulandari, 2010) antara lain:
a)      Lancarkan pengeluaran plasenta
Inisiasi tidak hanya memberikan kesempatan pada bayi menemukan dan menghisap payudara ibunya sejak awal sekali. Melalui proses IMD, pengeluaran plasenta dari rahim ibu juga dapat berjalan dengan lancar. Sewaktu bayi merangkak dalam dada ibu dan bergerak mencari puting ibu, kaki bayi menendang-nendang perut ibu. Hal inilah yang dapat memperlancar pengeluaran plasenta. 
b)      Imunisasi Dini
Sebelum bayi berhasil mencapai payu dara ibu dan menghisap puting, dalam merangkak di perut dan dada ibu, bayi mulai mengecapkan bibirnya dan menjilati permukaan kulit ibunya. Mengecap dan dan menjilati permukaan ibunya sebelum menemukan puting adalah cara alami bayi mengumpulkan bakteri-bakteri baik yang diperlukan untuk membangun sistem kekebalan tubuhnya.
c)      Memelihara kemampuan pertahanan (survival)
Inisiasi dini membantu spesies manusia menjaga kempuan bertahan hidup manusia (survival) alaminya. Jika bayi tidak diberikan kesempatan untuk IMD, berari bayi tersebut telah kehilangan kemampuan bertahan hidup secara alami. Mengacu kepada penelitian Karen Edmund dkk., 78% bayi manusia memang mampu bertahan hidup tanpa melakukan IMD. Tetapi, bayi-bayi tersebut tidak pernah mendapatkan kesempatan unuk menguji kemampuan bertahan hidup (survival) alaminya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar