A.
Definisi
Reporting (pelaporan) menurut Luther
M. Gullick dalam bukunya Papers on the
Science of Administration merupakan salah
satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau
pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan
fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi. baik secara lisan maupun
tertulis sehingga dalam penerimaan laporan dapat memperoleh gambaran bagaimana pelaksanaan
tugas orang yang member laporan. Selain itu, pelaporan merupakan catatan yg
memberikan informasi tentang kegiatan tertentu dan hasilnya disampaikan ke
pihak yang berwenang atau berkaitan dengan kegiatan tertentu (Siagina, 2003).
Pelaporan merupakan suatu kegiatan
yang dilakukan bawahan untuk menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan hasil
pekerjaan yang telah dilakukan selama satu periode tertentu. Pelaporan
dilakukan kepada atasan kepada siapa bawahan tersebut bertanggung jawab.
Pelaporan adalah aktivitas yang berlawanan arah dari pengawasan, Jika
pengawasan dilakukan oleh pihak atasan untuk mengetahui semua hal yang
menyangkut pelaksanaan kerja bawahan, maka pelaporan merupakan jawaban dari
kegiatan pengawasan tersebut. Pelaporan tidak dibawa langsung oleh atasan pada
waktu mengadakan pengawasan, tetapi “diantar” oleh bawahan baik dibawa sendiri
maupun dikirim. Laporan dibuat oleh semua personal yang mendapat tugas dari
atasan. Laporan bukan merupakan monopoli para atasan saja. Karena atasan harus
membuat laporan kepada atasannya lagi. Laporan yang disampaikan kepada atasan
tidak harus berupa uraian lengkap seperti memorandum akhir jabatan, atau tidak
juga seperti laporan penelitian yang wujudnya tebal dengan sistematika baku,
tetapi dapat disusun mulai dari bentuk yang paling sederhana sampai yang paling
lengkap.
Laporan merupakan suatu bentuk
pertanggungjawaban atas suatu tindakan atau kegiatan yang dilakukan. Berikut
ini merupakan pengertian laporan yang disampaikan oleh beberapa ahli.
Menurut Keraf (2001: 284) dalam Rajab (2009) , laporan
adalah suatu cara komunikasi di mana penulis menyampaikan informasi kepada
seseorang atau suatu badan karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
Laporan berisi informasi yang
didukung oleh data yang lengkap sesuai dengan fakta yang ditemukan. Data
disusun sedemikian rupa sehingga akurasi informasi yang kita berikan dapat
dipercaya dan mudah dipahami (Soegito dalam Rajab 2009).
Berdasarkan pendapat tersebut,
dapat disimpulkan bahwa laporan adalah suatu bentuk penyampaian informasi yang
didukung oleh data yang lengkap sesuai dengan fakta sehingga informasi yang
diberikan dapat dipercaya serta mudah dipahami. Dalam penyampaiannya, laporan
dapat bersifat lisan maupun tertulis.
Pelaporan tidak lepas dari pencatatan
sebab sebelum diadakannya pelaporan dari bawahan kepada atasannya atau dari
suatu intansi daerah ke instansi pusat haruslah dilakukan pencatatan mengenai
hal yang akan dilaporkan kemudian dilakukan perekapan kemudian dilaporkan.
Dalam dunia kesehatan khususnya
kesehatan masyarakat pencatatan (recording) dan pelaporan (reporting) berpedoman pada sistem pencatatan dan pelaporan
terpadu puskesmas (SP2TP).
Beberapa definisi pencatatan dan
pelaporan kesehatan menurut bebarapa ahli antara lain:
1.
Menurut Kron dan Gray
Pencatatan
dan pelaporan adalah mengkomunikasikan secara tertulis kepada tim kesehatan
lain yang memerlukan data kesehatan atau data epidemiologi secara teratur.
2.
Menurut Kozier dan Glenora ERB
Pencatatan
dan pelaporan adalah dokumen formal dan legal yang dibuat secara tertulis
tentang data-data kesehatan.
Berdasarkan beberapa definisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa pencatatan dan pelaporan dalam kesehatan
merupakan:
1.
Suatu kegiatan
mencatat dengan berbagai alat/media tentang data kesehatan yang diperlukan
sehingga terwujud tulisan yang bisa dibaca dan dipahami isinya.
2.
Salah satu kegiatan
administrasi kesehatan yang harus dikerjakan dan dipertanggungjawabkan oleh
petugas kesehatan (khususnya Epidemiolog).
3.
Kumpulan informasi kegiatan
upaya pelayanan kesehatan yang berfungsi sebagai alat/sarana komunikasi yang
penting antar petugas kesehatan.
B. Tujuan
Tujuan Pencatatan dan Pelaporan
menurut Potter dan Perry dalam Sutomo, 2010 adalah:
1.
Komunikasi
Bertujuan sebagai alat
komunikasi yang efektif
antar petugas kesehatan sehingga kesinambungan informasi dan upaya pelayanan
kesehatan dapat tercapai.
2.
Pendidikan
Bertujuan sebagai informasi
tentang gambaran penyakit atau masalah kesehatan dan pemecahannya.
3.
Pengalokasian
dana
Dapat
digunakan untuk merencanakan tindakan dan kegiatan yang tepat dengan dana yang
tersedia.
4.
Evaluasi
Sebagai
dasar untuk melakukan
evaluasi terhadap hasil intervensi yang diberikan.
5.
Dokumen yang
sah
Bertujuan sebagai bukti nyata
dan legal yang dapat digunakan bila didapatkan adanya penyimpangan serta bila
diperlukan untuk keperluan pengadilan.
6.
Jaminan mutu
Bertujuan agar dapat
memberikan jaminan kepada masyarakat terhadap mutu layanan kesehatan yang
diberikan.
7.
Penelitian
Bertujuan sebagai
sumber data yang sangat bemanfaat untuk kepentingan penelitian atau riset.
8.
Analisis
Bertujuan sebagai
dasar analisis masalah kesehatan pada individu, keluarga maupun masyarakat.
9.
Feed
back
Dapat digunakan
sebagai umpan balik dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Dalam pengaplikasiannya
di sarana kesehatan khususnya di Puskesmas, pelaporan memiliki beberapa tujuan
yang diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Tujuan umum
Tersedianya
data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara periodik dan
teratur untuk pengelola program kesehatan masyarakat melalui puskesmas di
berbagai tingkat administrasi.
2.
Tujuan khusus
a. Tersedianya
data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana, dan kegiatan pokok puskesmas
yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara teratur.
b. Terlaksananya
pelaporan data secara teratur diberbagai jenjang administrasi, sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
c.
Digunakannya data tersebut untuk
pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan program kesehatan masyarakat
melalui puskesmas di berbagai tingkat administrasi.
C.
Manfaat
Manfaat
pencatatan sebagai dasar untuk pelaporan adalah sebagai berikut (Manullang,
2006):
- Memberi informasi tentang keadaan masalah/kegiatan.
- Sebagai bukti dari suatu kegiatan/peristiwa.
- Bahan proses belajar dan bahan penelitian.
- Sebagai pertanggung jawaban.
- Bahan pembuatan laporan.
- Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
- Bukti hukum.
- Alat komunikasi dalam penyampaian pesan serta meningkatkan kegiatan peristiwa khusus.
Pelaporan dalam Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
antara lain:
1. Memudahkan dalam mengelola informasi kegiatan di tingkat
pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
2. Memudahkan dalam memperoleh data untuk perencanaan dalam
rangka pengembangan tenaga kesehatan.
3. Memudahkan dalam melakukan pembinaan tenaga kesehatan.
4.
Memudahkan dalam melakukan evaluasi hasil.
D.
Batasan
dan Ruang Lingkup
1. Pencatatan
Sistem
Pencatatan secara umum terbagi dalam 2 (dua) bagian, yaitu Sistem Pencatatan
Tradisional dan Sistem Pencatatan Non-Tradisional.
a. Sistem
Pencatatan Tradisional
Sistem
pencatatan yang memiliki catatan masing-masing dari setiap profesi atau petugas
kesehatan, dimana dalam sistem ini masing-masing disiplin ilmu (Dokter, Bidan,
Perawat, Epidemiolog, Ahli Gizi dsb) mempunyai catatan sendiri-sendiri secara
terpisah. Keuntungan sistem ini adalah pencatatan dapat dilakukan secara lebih
sederhana. Kelemahan sistem ini adalah data tentang kesehatan yang terkumpul
kurang menyeluruh, koordinasi antar petugas kesehatan tidak ada dan upaya
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan tuntas sulit dilakukan.
b.
Sistem Pencatatan Non-Tradisional
adalah Pencatatan yang berorientasi pada Masalah (Problem Oriented Record
/POR). Keuntungan sistem ini adalah kerja sama antar tim kesehatan lebih
baik dan menunjang mutu pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
Setiap petugas kesehatan dituntut
untuk membuat pencatatan tentang data kesehatan sebaik mungkin. Adapun kriteria
sistem pencatatan data kesehatan yang baik mencakup hal-hal di bawah ini:
a.
Pencatatan harus sistematis, jelas, ringkas
dan mengacu pada respon pasien terhadap kejadian penyakit atau intervensi yang
diberikan.
b.
Ditulis dengan baik dan menghindari
kesalahan.
c.
Tepat waktu, ditulis segera setelah
tindakan/kegiatan dilakukan.
d.
Ditulis secara terperinci mencakup What,
Why, When, Where, Who and How.
e.
Menghindari kata-kata yang sulit
diukur.
f. Mencantumkan
nama jelas dan tanda tangan setelah melakukan pencatatan.
Bentuk-bentuk
pencatatan antara lain:
a.
Berdasarkan sasaran, yang meliputi:
1)
Catatan individu (catatan ibu, bayi,
dan balita).
2)
Catatan keluarga (kesehatan keluarga
tertentu).
3)
Catatan masyarakat (biasanya pada
kegiatan survei komunitas apabila ditemukan masalah komunitas yang lebih
diarahkan pada ibu dan anak balita).
b.
Berdasarkan kegiatan, meliputi:
1)
Catatan pelayanan kesehatan anak.
2)
Catatan pelayanan kesehatan KB.
3)
Catatan pelayanan kesehatan ibu.
4)
Catatan imunisasi.
5)
Catatan kunjungan rumah.
6)
Catatan persalinan.
7)
Catatan kelainan.
8)
Catatan kematian ibu dan bayi
9)
Catatan rujukan.
c.
Berdasarkan proses pelayanan,
meliputi:
1)
Catatan awal/masuk.
2)
Catatan pengembangan berisi
kemajuan/perkembangan pelayanan.
3)
Catatan pindah.
4)
Catatan keluar.
Jenis formulir standar yang
digunakan dalam pencatatan adalah sebagai berikut:
a. Rekam Kesehatan Keluarga (RKK)
Rekam kesehatan keluarga atau yang
disebut family folder adalah himpunan kartu-kartu individu suatu
keluarga yang memperoleh pelayanan kesehatan di puskesmas. Kegunaan RKK adalah
untuk mengikuti keadaan kesehatan dan gambaran penyakit disuatu keluarga.
Pengguna RKK diutamakan pada anggota keluarga yang mengidap salah satu penyakit,
misal penderita TBC paru, kusta, atau keluarga dengan resiko tinggi seperti ibu
hamil dan neonatus resiko tinggi (BBLR). Dalam pelaksanaannya keluarga yang
menggunakan RKK diberi alat bantu kartu tanda pengenal keluarga (KTPK) untuk
memudahkan pencarian berkas pada saat melakukan kunjungan ulang.
b.
Kartu
Rawat Jalan
Kartu rawat jalan atau lebih dikenal
dengan kartu rekam medis klien merupakan alat untuk mencatat identitas dan
status klien rawat jalan yang berkunjung ke puskesmas.
c.
Indeks
Penyakit
Kartu indeks penyakit merupakan alat
bantu untuk mencatat identitas klien, riwayat, dan perkembangan penyakit. Kartu
indeks penyakit diperuntukkan khusus penderita penyakit TBC paru dan kusta.
d.
Kartu
Ibu
Kartu ibu merupakan alat bantu untuk
mengetahui identitas, status kesehatan, dan riwayat kehamilan sampai kelahiran.
e. Kartu Anak
Kartu anak merupakan alat bantu
untuk mencatat identitas, status kesehatan, pelayanan preventif, promotif,
kuratif, dan rehabilitatif yang diberikan kepada balita dan prasekolah.
f.
KMS
balita, Anak Usia Sekolah
Merupakan alat bantu untuk mencatat
identitas, pelayanan, dan pertumbuhan yang diperoleh balita dan anak sekolah.
g.
KMS
Ibu Hamil
Merupakan alat bantu untuk
mengetahui identitas dan mencatat perkembangan kesehatan ibu hamil dan
pelayanan kesehatan ibu hamil dan pelayanan kesehatan yang diterima ibu hamil.
h.
KMS
Usia Lanjut
KMS usila merupakan alat untuk
mencatat kesehatan usia lanjut secara pribadi baik fisik maupun psikososial,
dan digunakan untuk memantau kesehatan, deteksi dini penyakit, dan evaluasi
kemajuan kesehatan usia lanjut.
i.
Register
Register merupakan formulir untuk
mencatat atau merekap data kegiatan di dalam dan di luar gedung puskesmas yang
telah di kartu dan catatan lainnya. Berikut adalah beberapa jenis register:
1)
Nomor
Indeks Pengunjung Puskesmas
2)
Rawat
Jalan
3)
Register
Kunjungan
4)
Register
Rawat Inap
5)
Register
KIA dan KB
6)
Register
Kohort Ibu dan Balita
7)
Register
Deteksi Dini Tumbuh Kembang dan Gizi
8)
Register
Penimbangan Balita
9)
Register
Imunisasi
10)
Register
Gizi
11)
Register
Kapsul Beryodium
12)
Register
Anak Sekolah
13) Register Harian: kunjungan, kegiatan
KIA, imunisasi, dan penyakit.
2.
Pelaporan
Pelaporan merupakan cara komunikasi petugas
kesehatan yang dapat dilakukan baik secara tertulis maupun lisan tentang hasil
dari suatu kegiatan atau intervensi yang telah dilaksanakan.
Laporan
terdiri atas:
a.
Laporan lisan
Kelemahannya
adalah kemungkinan yang dilaporkan hanyalah hal-hal yang baik-baik saja dan
bersifat subyektif. Sedangkan keuntungannya adalah hasil dari
kegiatan/intervensi yang telah dilakukan dan data yang telah terkumpul dapat
segera ditindaklanjuti dalam waktu yang lebih cepat.
b. Laporan
tertulis
Kelemahannya adalah memakan waktu dan
biaya yang lebih. Sedangkan keuntungan adalah bisa lebih bersifat objektif dan
lebih terperinci serta pelaporan dapat bersifat positif maupun negative (Rajab
2009).
Pencatatan
pelaporan dalam Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
memiliki batasan:
a. SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas
termasuk puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.
b. Pencatatan dan pelaporan mencakup:
1) Data umum dan demografi wilayah
kerja puskesmas.
2) Data ketenagaan di puskesmas.
3) Data sarana yang dimiliki puskesmas.
4) Data kegiatan pokok puskesmas (18
upaya pokok) baik di dalam gedung maupun di luar gedung.
c. Melaporkan data
kegiatan penyelenggara kesehatan kepada instansi yang berwenang berupa laporan
lengkap pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan format yang ditetapkan.
d. Melaporkan data
kegiatan selama tiga bulan dalam bentuk rekapitulasi kegiatan triwulan kepada
instansi yang berwenang dengan menggunakan format yang ditetapkan.
e.
Melaporkan data kegiatan selama setahun
dalam bentuk rekapitulasi data kegiatan triwulan dan tahunan kepada instansi
yang berwenang dengan menggunakan format yang telah ditetapkan (Muninja, 2004).
E. Pengelolaan dan Alur
Sesuai
dengan Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat No.
590/BM/DJ/Info/V/96, pelaporan puskesmas menggunakan tahun kalender yaitu bulan
Januari-Desember dalam tahun yang sama. Formulir pelaporan dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan atau beban kerja di puskesmas. Setiap mengakhiri
kegiatan harus ada pembuatan laporan. Berbeda dengan catatan, laporan harus disampaikan
ke orang/pihak lain dan proses laporan dilakukan tertulis. Laporan yang lengkap
terdiri atas unsur:
1.
Pendahuluan
(latar belakang, tujuan, ruang lingkup).
2.
Isi
laporan (perncanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, hasil kegiatan secara
nyata, masalah dan hambatan, saran untuk tindak lanjut).
3.
Jika
diperlukan, dilengkapi rekomendasi.
Jenis
laporan yang dibuat dalam pelaporan data kesehatan ke jenjang yang lebih tinggi
dibagi menjadi dua, yaitu laporan insidensial dan laporan berkala.
1.
Laporan
insidensial adalah laporan kejadian luar biasa atau darurat yang memerlukan
pelayanan dan bantuan cepat.
2.
Laporan
berkala, misalnya laporan harian, mingguan, bulanan, triwulan, kuartalan, dan
tahunan.
Formulir
laporan dari puskesmas ke daerah tingkat II adalah sebagai berikut:
1. Laporan bulanan
a. Data kesakitan (LB 1)
b. Data obat-obatan (LB 2)
c. Data kegiatan gizi, KIA/KB, imunisasi,
termasuk pengamatan penyakit menular (LB 3)
d. Data kegiatan puskesmas (LB 4)
2.
Laporan
sentinel. Berikut adalah beberapa laporan sentinel:
a.
Laporan
bulanan sentinel (LB 15). Laporan yang memuat data penderita penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA), serta diare menurut umur dan status imunisasi. Puskesmas yang memuat LB
1S adalah puskesmas yang ditunjuk, yaitu satu puskesmas dari setiap Dati II
dengan periode laporan bulanan serta dilaporkan ke Dinas Kesehatan Dati II,
Dati I, dan pusat (Ditjen PPM dan PLP).
b.
Laporan
bulanan sentinel (LB 2S). Dalam laporan ini memuat data KIA, gizi, tetanus
neonatorium, dan penyakit akibat kerja. Laporan ini diberikan ke Dinas
Kesehatan Dati I, Dati II, dan pusat (Ditjen Binkesmas).
3.
Laporan
tahunan. Laporan tahunan meliputi data berikut :
a.
Data
dasar puskesmas (LT-1)
b.
Data
kepegawaian (LT-2)
c.
Data
peralatan (LT-3)
Alur pelaporan data kesehatan berdasarkan SP2TP dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar
1. Alur Pelaporan Data Kesehatan dalam SP2TP
Laporan
dari Dati II dikirimkan ke Dinas Kesehatan Dati I dan Kanwil Depkes Propinsi
serta Pusat (Ditjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat) dalam bentuk rekapitulasi
dari laporan SP2TP.
Laporan
tersebut meliputi sebagai berikut:
1.
Laporan
Triwulan
a.
Hasil
entri data/rekapitulasi laporan LB 1
b.
Hasil
entri data/rekapitulasi laporan LB 2
c.
Hasil
entri data/rekapitulasi laporan LB 3
d.
Hasil
entri data/rekapitulasi laporan LB 4
2. Laporan Tahunan
a.
Hasil
entri data/rekapitulasi laporan LT 1
b.
Hasil
entri data/rekapitulasi laporan LT 2
c.
Hasil
entri data/rekapitulasi laporan LT 3
F.
Mekanisme
Mekanisme
pelaporan adalah sebagai berikut:
1. Tingkat puskesmas
a.
Laporan
dari puskesmas pembantu dan bidan di desa disampaikan ke pelaksana kegiatan di
puskesmas.
b.
Pelaksana
kegiatan merekapitulasi data yang di catat, baik di dalam maupun di luar gedung
serta laporan yang diterima dari puskesmas pembantu dan bidan desa.
c.
Hasil
rekapitulasi pelaksanaan kegiatan dimasukkan ke formulir laporan sebanyak dua
rangkap untuk disampaikan kepada coordinator SP2TP.
d. Hasil rekapitulasi pelaksanaan
kegiatan diolah dan dimanfaatkan untuk tindak lanjut yang diperlukan untuk
meningkatkan kinerja kegiatan.
2. Tingkat Dati II
a. Pengolahan data SP2TP di Dati II
menggunakan perangkat lunak yang ditetapkan oleh Depkes.
b. Laporan SP2TP dari puskesmas yang
diterima Dinas Kesehatan Dati II disampaikan pada pelaksana SP2TP untuk
direkapitulasi/entri data.
c. Hasil rekapitulasi dikoreksi,
diolah, serta dimanfaatkan sebagai bahan untuk umpan balik, bimbingan teknik ke
puskesmas, dan tindak lanjut untuk meningkatkan kinerja program.
d. Hasil rekapitulasi data setiap tiga
bulan dibuat dalam rangkap tiga (dalam bentuk soft file) untuk dikirimkan ke Dinas Kesehatan Dati I, Kanwil
Depkes Propinsi dan Departemen Kesehatan.
3.
Tingkat
Dati I
a.
Pengolahan
dan pemanfaatan data SP2TP di Dati I mempergunakan perangkat lunak sama dengan
Dati II.
b.
Laporan
dari Dinkes Dati II, diterima oleh Dinkes Dati I dan Kanwil Depkes dalam bentuk
soft file diteruskan ke pelaksana
untuk dikomplikasi/direkapitulasi.
c.
Hasil
rekapitulasi disampaikan ke pengelola program Dari I untuk diolah dan
dimanfaatkan serta dilakukan tindak lanjut, bimbingan, dan pengendalian.
4.
Tingkat
pusat.
Hasil olahan yang dilakukan Ditjen Binkesmas paling lambat
dua bulan setelah berakhirnya triwulan tersebut, kemudian disampaikan kepada
pengelola program terkait dan pusat data kesehatan untuk dianalisis dan
dimanfaatkan sebagai umpan balik, kemudian dikirimkan ke Kanwil Depkes
Propinsi.
G. Frekuensi
1. Laporan Triwulan
Laporan
triwulan dikirim paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya dari triwulan yang
dimaksud (contoh: laporan triwulan pertama tanggal 20 April 2011, maka laporan
triwulan berikutnya adalah tanggal 20 Mei 2011). Laporan ini diberikan kepada
dinas-dinas terkait sebagai berikut:
a.
Kepala
Dinas Kesehatan Dati I
b.
Kepala
Kantor Wilayah Depkes Propinsi
c. Depkes RI, tembusan ke Ditjen
Binkesmas
2. Laporan Tahunan
Laporan tahunan dikirim paling
lambat akhir bulan Februari di tahun berikutnya dan diberikan kepada
dinas-dinas terkait berikut:
a. Kepala Dinas Kesehatan Dati I
b.
Kepala
Kantor Wilayah Depkes Propinsi
c.
Depkes
RI, tembusan Ditjen Binkesmas
H. Pelaporan dalam Epidemiologi
Pelaporan
dalam Epidemiologi digunakan untuk melaporkan hal-hal terkait penelitian,
survey, surveilans maupun hasil penyelidikan epidemiologi baik wabah, kejadian
luar biasa (KLB) maupun kejadian bencana. Misalnya dalam kegiatan surveilans,
pelaporan dari petugas kesehatan mengenai masalah kesehatan yang terjadi di
suatu wilayah kerja puskesmas sangat diperlukan untuk nantinya dilakukan
diseminasi kepada pengambil kebijakan untuk dilakukan tindakan pencegahan dan
penanganan terhadap masalah kesehatan yang ada. Surveilans dilakukan dengan
mengadakan survey secara aktif maupun pasif yang kemudian data yang diperoleh direkapitulasi
dan disusun sehingga menjadi sebuah laporan yang siap dilaporkan kepada jenjang
yang lebih tinggi.
Sistematika
Pencatatan dan Pelaporan Epidemiologi, baik yang berupa hasil penelitian,
survey maupun hasil penyelidikan epidemiologi pada umumnya terdiri atas:
1. Judul
Laporan
Judul Laporan hendaknya
dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berupa:
a. Penelitian
/ Penyelidikan / Survey Epidemiologi apa yang telah dilaksanakan? (What)
b. Di
mana Penelitian / Penyelidikan / Survey Epidemiologi tersebut dilaksanakan? (Where)
c. Kapan
Penelitian / Penyelidikan /Survey Epidemiologi tersebut dilaksanakan? (When)
2. Pendahuluan
a. Latar
Belakang
Latar belakang
mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Alasan
Penelitian/Penyelidikan/Survey Epidemiologi itu dilakukan. Misalnya: Meningkatnya
angka kematian ibu disuatu wilayah, terjadinya suatu KLB penyakit tertentu, dan
lain-lain.
2) Tempat
atau wilayah terjadinya kasus-kasus yang sedang diselidiki/diteliti/disurvey.
3) Kapan
hal itu terjadi.
4) Siapa
pelaksana Penelitian/Penyelidikan/Survey Epidemiologi itu.
5) Kapan
Penelitian/Penyelidikan/Survey Epidemiologi itu dilakukan.
6) Bagaimana
karakteristik geografisnya, misalnya daerah pantai, pegunungan, pedesaan dan
lain sebagainya.
7) Karakteristik
Demografi seperti jumlah penduduk, distribusi berdasarkan usia, jenis kelamin,
pendidikan, ras dan lain sebagainya.
8) Karakteristik
Sosial Ekonomi yang meliputi yingkat penghasilan, jeis pekerjaan, adat istiadat
dan lain sebagainya.
b. Permasalahan
Dalam bahasan ini
perlu dituliskan permasalahan dari laporan hasil survey atau penyelidikan
epidemiologi yang telah dilakukan. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa
timbulnya masalah tersebut karena adanya kesenjangan antara apa yang seharusnya
terjadi sesuai dengan kaidah atau teori yang ada dengan kenyataan yang terjadi
dalam masyarakat.
c. Tujuan
penelitian/survey/penyelidikan epidemiologi
Isi dalam tujuan ini
dapat berupa apa tujuan Penelitian/ Penyelidikan/ Survey Epidemiologi tersebut.
3. Metode
Dalam metode yang
digunakan dalam penyelidikan/survey/penelitian mencakup hal-hal sebagai
berikut:
a. Jenis
penyelidikan atau penelitian epidemiologi yang telah dilakukan, apakah survey
deskriptif kuantitatif, apakah penelitian induktif dengan sampling ataukah
eksperimental dan sebagainya.
b.
Siapa atau apa
populasinya, termasuk subjek penelitiannya atau respondennya.
c.
Hal-hal yang
berkaitan dengan sample, seperti bagaimana cara pengambilan samplenya, berapa
besar samplenya atau sample apa yang akan diambil/diteliti.
d.
Peralatan apa saja
yang digunakan.
e.
Kapan waktu
pelaksanaan Penelitian/Penyelidikan/Survey Epidemiologi tersebut.
4. Hasil
Dalam bagian ini
disajikan semua data, baik data primer maupun sekunder dalam bentuk table atau
grafik termasuk peta dan data demografi lainnya. Setiap tabel, grafik ataupun
peta harus diberikan penjelasan yang lengkap.
5. Pembahasan
Semua yang telah
dipaparkan dalam uraian hasil penelitian/penyelidikan/survey Epidemiologi
dibahas pada bagian ini termasuk analisis dari perhitungan statistik yang
diperlukan.
6. Kesimpulan
dan Saran
a. Kesimpulan
Kesimpulan berupa
pernyataan singkat dari hasil Penelitian/Penyelidikan/Survey yang telah
dilakukan. Sebagai contoh hal-hal yang perlu dituliskan dalam kesimpulan:
1) Apakah
yang diteliti itu benar-benar merupakan KLB atau bukan.
2)
Perlu dituliskan Incidence
Rate nya.
3)
Hasil Penghitungan Case
Fatality Rate (CFR)
4)
Perbandingan hasil
penghitungan dengan standard/Angka Nasional (Depkes) bahkan Internasional
(WHO).
5)
Hal-hal lain yang
sangat penting untuk dikemukakan dari hasil Penelitian/ Penyelidikan/ Survey.
b. Saran
Semua hal-hal penting
yang perlu disarankan dipaparkan dibagian ini secara singkat, misalnya:
1) Cara
pencegahan dan penanggulangan terjadinya wabah atau kejadian penyakit lainnya.
2)
Mengatasi masalah
pembiayaan dan ketenagaan.
3)
Metode perbaikan dari
pencatatan dan kegiatan-kegiatan sebelumnya agar lebih teliti, akurat, efektif
dan efisien.
7. Ringkasan
Ringkasan berbeda
dengan kesimpulan, di mana dalam ringkasan ini mencakup keseluruhan isi/hasil
Penelitian/Penyelidikan/Survey yang telah dilakukan dengan bahasa yang singkat
dan jelas (Inti Sari). Isi ringkasan ini mencakup:
a. Latar
belakang : yang menunjukkan adanya kesenjangan.
b.
Permasalahan
c.
Tujuan dan Manfaat
d.
Metode
e.
Deskripsi singkat
hasil pembahasan tentang apa yang telah dilakukan.
f.
Hasil-hasil yang
didapatkan dari penyelidikan yg telah dilakukan.
8. Kepustakaan
Dalam bagian ini
dituliskan semua referensi yang dipakai sebagai rujukan dalam penulisan menurut
kaidah tertentu yang ditetapkan seperti Sistem Havard atau Vancouver atau yang
lainnya, yang penting konsisten (Sutomo, Machfoedz, et al. 2010).
REFERENSI
Gitosudarmo, I., dkk. 2004. Prinsip Dasar Manajemen Edisi 3. BPFE
Yogyakarta : Yogyakarta.
Manullang, M. 2006. Dasar-dasar Manajemen. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta.
Muninja, G. 2004. Manajemen Kesehatan Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Rajab, W. 2009. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan. pp.165 171. EGC : Jakarta.
Siagina, S. 2003. Filsafat Administrasi Edisi Revisi. PT Bumi Aksara : Jakarta.
Sutomo, dkk. 2010. Epidemiologi Kebidanan. pp.175-180. Fitramaya : Yogyakarta.
contoh-contohnya semua berkaitan sama "dunia kesehatan" ini berarti reporting (pelaporan) dalam konteks yang spesifik, harusnya secara umum...
BalasHapuskalo spesifik headlinenya juga harus reporting dalam dunia kesehatan.
Apa saja yang harus diperhatikan saat akan melakukan survey untuk membuat laporan?
BalasHapus