Rabu, 01 Juli 2015

PERENCANAAN KESEHATAN


Menurut Knootz dan O’Donnel bahwa perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang berkaitan dengan pemilihan satu di antara berbagai alternatif untuk mencapai tujuan, melaksanakan kebijaksanaan, prosedur dan program. Macam perencanaan dibedakan menurut jangka waktu berlakunya rencana (perencanaan jangka panjang, menengah, dan pendek), frekuensi penggunaan (perencanaan yang digunakan satu kali, dan berulang kali), tingkatan rencana (perencanaan induk, operasional, dan harian), filosofi perencanaan (perencanaan memuaskan, optimal dan adaptasi), waktu (perencanaan yang beriorintasi masa lalu-kini dan masa depan), serta menurut ruang lingkup (perencanaan strategik, taktis, menyeluruh, dan perencanaan terpadu).
Unsur dari perencanaan adalah rumusan misi, rumusan masalah, rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, rumusan kegiatan, asumsi perencanaan, strategi pendekatan, kelompok sasaran, waktu, biaya, serta metode penilaian dan criteria keberhasilan. Proses perencanaan adalah menetapkan prioritas masalah dan menetapkan prioritas jalan keluar.
Perencanaan kesehatan pada dasarnya adalah perencanaan pembangunan kesehatan. Bentuk perencanaan kesehatan antara lain perencanaan kebijaksanaan pembangunan kesehatan, perencanaan program pembangunan kesehatan, dan perencanaan operasional/kegiatan pelaksanaan kesehatan. Semua bentuk perencanaan tersebut mengacu pada tujuan masing-masing tingkat manajemen. Pendekatan perencanaan kesehatan mengutamakan tiga hal, yaitu pendekatan wawasan nasional, pendekatan epidemiologi, dan pendekatan sumber daya manusia.
Langkah-langkah pokok perencanaan kesehatan meliputi, analisis situasi, perumusan masalah kesehatan, penetapan prioritas maslah kesehatan, penetapan alternatif pemecahan masalah, penyusunan rencana program, dan rencana penilaian. Secara umum perencanaan kesehatan juga melibatkan unsur politis, sedikitnya ada lima sifat proses politik yang dapat dicatat sebagai ancaman-ancaman utama bagi perencanaan kesehatan yang berhasil:
1.  Perubahan yang telah direncanakan selalu tidak disukai oleh mereka yang mendapat pengaruh merugikan.
2.  Sudut pandang kesehatan para pembuat keputusan politis cenderung tidak mencerminkan prioritas masyarakat.
3.  Para politikus lebih memilih usaha-usaha penyembuhan yang terlihat, sementara para perencana melihat potensi pelayanan-pelayanan pencegahan.
4.  Para politis harus menghadapi cakrawala jangka pendek, sementara manfaat kesehatan cenderung terjadi lebih lanjut.
5.  Konflik-konflik bawaan antar daerah-daerah pemilihan selalu ada tetapi selalu berubah.
Perencanaan merupakan inti kegiatan manajemen, karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan itu memungkinkan para pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan sumber daya mereka secara berhasil guna dan berdaya guna. Banyak batasan perencanaan yang telah dibuat oleh para ahli.
Dari batasan-batasan yang telah ada dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perencanaan adalah suatu kegiatan atau proses penganalisaan dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan demi masa depan yang baik. Dari batasan ini dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan antara lain:
1.  Perencanaan harus didasarkan kepada analisis dan pemahaman sistem dengan baik.
2.  Perencanaan pada hakekatnya menyusun konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan misi organisasi.
3.  Perencanaan secara implisit mengemban misi organisasi untuk mencapai hari depan yang lebih baik.
Secara sederhana dan awam dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses yang menghasilkan suatu uraian yang terinci dan lengkap tentang suatu program atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Oleh sebab itu, hasil proses perencanaan adalah “rencana” (plan).
Proses perencanaaan kesehatan yang penting adalah menyangkut proses perencanaan (process of planning) yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun suatu rencana. Untuk bidang kesehatan, langkah yang sering digunakan dalam perencanaan program kesehatan ialah mengikuti prinsip lingkaran pemecahan masalah (problem solv­ing cycle), secara umum tersusun sebagai berikut:
1.  Melakukan Pengumpulan Data
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data. Data adalah hasil dari suatu pengukuran dan ataupun pengamatan. Agar data yang dikumpulkan tersebut menghasilkan kesimpulan tentang prioritas masalah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni:
a.  Jenis Data
Menurut Blum (1976) dalam Muninjaya (2004), jenis data kesehatan ada 4 macam, yaitu, data tentang perilaku (behavior), lingkungan (environment), pelayanan kesehatan (health service) dan keturunan (heredity). Dari keempat jenis data tersebut, maka dapat diuraikan menjadi:
1)  Data Keadaan Geografis
Data keadaan geografis yang penting adalah tentang luas dan batas-batas wilayah, keadaan tanah, keadaan iklim dan cuaca, keadaan flora, dan keadaan fauna.
2)  Data Pemerintah
Data yang dikumpulkan, yaitu tentang bentuk pemerintahan, peraturan perundang-undangan yang berlaku, anggaran pendapatan dan belanja kesehatan, serta mekanisme dan proses pengambilan keputusan, data ini terutama digunakan dalam merumuskan prioritas jalan keluar.
3)  Data Kependudukan
Data yang diperlukan antara lain tentang jumlah penjabaran (susunan umur, jenis kelamin dan geografis), angka pertambahan, serta angka kelahiran penduduk.
4)  Data Pendidikan
Data yang diperlukan antara lain tentang tingkat pendidikan penduduk serta fasilitas pendidikan yang tersedia.
5)  Data Pekerjaan dan Mata Pencaharian
Data ini mengenai macam pekerjaan dan mata pencaharian penduduk, karena jenis pekerjaan cenderung mengakibatkan penyakit tertentu serta penting untuk melihat kemampuan penduduk untuk membiayai pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.
6)  Data Keadaan Sosial Budaya
Data tentang budaya meliputi pandangan, kebiasaan, larangan, dan anjuran yang ada kaitannya dengan bidang kesehatan termasuk didalamnya soal-soal pengobatan tradisional, yang kesemuanya dapat dimanfaatkan atau dipertimbangkan dalam merencanakan program kesehatan
7)  Data Keadaan Kesehatan
Secara umum data kesehatan dapat dibedakan atas tiga yaitu:
a) Data yang menunjukkan status kesehatan penduduk, seperti angka kematian (umum, bayi, ibu, dan penyakit tertentu), angka harapan hidup rata-rata, tingkat insidensi, angka kesakita dan lain-lain.
b) Data yang menunjukkan kesehatan lingkungan pemukiman, seperti persentase penduduk yang mempunyai sumber air bersih, mempunyai jamban, mempunyai tempat sampah, mempunyai rumah sehat, dan lain-lain.
c)  Data yang menunjukkan jumlah fasilitas kesehatan, jumlah dokter, jumlah paramedis, jumlah kunjungan, luas cakupan, dan sebagainya.
b.  Sumber Data
Sumber data secara umum dibagi atas 3 macam, yaitu primer misalnya wawancara langsung, sekunder misalnya laporan bulanan puskesmas, dan tertier misalnya hasil publikasi badan-badan resmi seperti Kantor Dinas Statistik, Dinas Kesehatan dan Kantor Kabupaten.
Cara mengumpulkan data ada 4 macam, yakni wawancara, pemeriksaan, pengamatan, serta peran serta, misalnya dalam bentuk penelitian epidemiologi.
2.  Menetapkan Prioritas Masalah
Untuk menentukan prioritas masalah dapat dilakukan dengan memakai kriteria yang dituangkan dalam bentuk matriks (Criteria Matrix technique). Kriteria yang dapat dipergunakan banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas dua macam:
a.  Pentingnya Masalah
Makin penting (Importancy) masalah tersebut, makin diprioritaskan penyelesaiannya. Ukuran pentingnya masalah antara lain:
1)  Besarnya masalah (prevalence).
2)  Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (severity).
3)  Kenaikan besarnya masalah (rate of increase).
4)  Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (degree of unmeet need).
5)  Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit).
6)  Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern).
7)  Suasana politik (political climate).
b.  Kelayakan Teknologi (Technical Feseability)
Kelayakan teknologi yang dimaksud disini adalah menunjuk pada penguasaan ilmu dan teknologi yang sesuai, namun jika indikator-indikator tersebut tidak dipunyai maka penentuan prioritas masalah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu teknik Delphi dan teknik Belbeq.
3.  Menyusun Altematif Jalan Keluar
Untuk menyusun altematif jalan keluar dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a.  Menentukan berbagai penyebab masalah.
b.  Untuk menentukan penyebab masalah, dilakukan curah pendapat (Brain Storming) dengan membahas data yang telah dikumpulkan. Dapat digunakan alat bantu diagram hubungan sebab akibat (cause-effect diagram) atau populer pula dengan sebutan diagram tulang ikan (fish bone diagram).
Untuk penyebab penyakit, perlu diketahui penyebab tunggal atau multipel. Untuk menetapkan apakah sebuah organisme hidup yang spesifik menyebabkan penyakit tertentu, maka harus memenuh kriferia-kriteria ini (Henle & Koch), yaitu:
a.  Organisme harus ada dalam setiap kasus penyakit.
b.  Organisme itu harus dapat diisolasi dan ditumbuhkan di dalam kultur murni.
c.   Organisme itu harus menyebabkan penyakit tertentu saat diinokulasi kedalam seekor hewan yang rentan.
d.  Organisme itu selanjutnya harus dapat ditemukan dari hewan tersebut dan diidentifikasi.
Kemudian ada 4 tipe faktor yang memegang peranan penting sebagai penyebab penyakit, yaitu:
a.  Faktor predisposisi, misalnya umur, jenis kelamin, dan penyakit terakhir yang diidap. Mungkin dapat saja menciptakan sebuah keadaan yang rentan terhadap sebuah penyakit.
b.  Faktor yang memungkinkan, misalkan pendapatan rendah, gizi buruk, perumahan yang kumuh, dan perawatan medis yang tidak adekuat mungkin saja mendorong kearah terjadinya pengembangan penyakit.
c.   Faktor-faktor pencetus, misalkan papaparan terhadap agent penyakit yang spesifik atau agent beracun yang mungkin berasosiasi dengan terjadinya penyakit atau keadaan tertentu.
d.  Faktor-faktor pemberat, misalkan pengulangan paparan dan kerja keras yang tidak beraturan mungkin dapat mendorong kearah terjadinya sebuah penyakit yang tertentu atau keadaan yang tertentu pula.
Dapat pula terjadi interaksi antara beberapa macam penyebab yang menimbulkan efek yang tidak diharapkan. Untuk memeriksa kebenaran penyebab masalah dilakukan dengan uji statistik. Untuk penyebab masalah yang tidak bermakna secara statistik dihapuskan.
4.  Memilih Prioritas Jalan Keluar
Untuk memilih prioritas jalan keluar, dapat memakai teknik kriteria matriks, untuk ini ada 2 kriteria yang lazim dipergunakan, yaitu:
a.  Efektivitas Jalan Keluar
Prioritas jalan keluar adalah yang nilai efektivitasnya paling tinggi. Untuk menentukan efektivitas jalan keluar dipergunakan kriteria tambahan seperti:
1)  Besarnya masalah yang dapat diselesaikan (magnitude).
2)  Pentingnya jalan keluar (importancy).
3)  Sensitivitas jalan keluar (vulnerability).
b.  Efisiensi Jalan Keluar
Nilai efisiensi ini biasanya dikaitkan dengan biaya (cost) yang diperlukan untuk melaksanakan jalan keluar. Makin besar biaya yang dipergunakan makin tidak efisien jalan keluar tersebut.
Untuk mengukur nilai prioritas (P) untuk setiap alternatif jalan keluar, dengan membagi hasil perkalian nilai M (Magnitude) x I (Importancy) x V (Vulnerability) dengan nilai C. Jalan keluar dengan nilai P tertinggi, adalah prioritas jalan keluar terpilih.
5.  Melakukan Uji Lapangan
Uji lapangan ini dipandang penting karena sering ditemukan jalan keluar yang di atas kertas baik, ternyata sulit dilaksanakan. Tujuan uji lapangan yakni untuk menilai berbagai faktor penopang dan faktor penghambat yang kiranya akan ditemukan, apabila jalan keluar tersebut dilaksanakan.
6.  Menyusun Rencana Kerja Selengkapnya
Kemudian menyusun uraian rencana kerja dari prioritas jalan keluar secara lengkap yang terdiri dari:
a.  Rumusan Misi
Suatu rencana yang baik harus mengandung rumusan tentang misi (mision formulation) yang dianut oleh organisasi yang menyusun rencana, antara lain berisi tentang latar belakang, cita- cita, tujuan pokok, tugas pokok, serta ruang lingkup kegiatan organisasi.
b.  Rumusan masalah
Rumusan masalah tersebut harus memenuhi syarat:
1)  Harus mempunyai tolak ukur, yaitu tentang apa masalahnya, siapa yang terkena masalah, serta berapa besar masalahnya.
2)  Bersifat netral, yaitu tidak mengandung uraian yang dapat diartikan sebagai menyalahkan orang lain.
c.   Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus.
1)  Tujuan Umum
Syarat tujuan umum:
a) Jelas keterkaitannya dengan misi organisasi.
b) Jelas keterkaitanya dengan masalah yang ingin diatasi.
c)  Menggambarkan keadaan yang ingin dicapai.
2)  Tujuan Khusus
Tujuan khusus adalah keadaan (hasil atau outcome) akhir yang diinginkan yang hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu. Tujuan khusus mempunyai ciri-ciri tambahan seperti:
a) Menantang
b) Dapat diraih
c)  Sejauh mungkin dapat diukur
d) Harus konsisten dengan tujuan umum dari organisasi
d.  Rumusan Kegiatan
Kegiatan yang dimaksud disini adalah disatu pihak dapat mengatasi masalah dan dipihak lain dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jenis kegiatan ada dua, yaitu:
1)  Kegiatan pokok
2)  Kegiatan tambahan
e.  Asumsi Perencanaan
Asumsi perencanaan ada dua, yaitu:
1)  Asumsi perencanaan yang bersifat positif, yaitu uraian tentang berbagai faktor penunjang yang diperkirakan ada dan yang berperan dalam memperlancar pelaksanaan rencana, seperti tingginya kemampuan masyarakat membiayai pelayanan kesehatan.
2)  Asumsi perencanaan yang bersifat negatif, yaitu kebalikan dari point di atas, seperti tingkat pendidikan penduduk yang rendah.
f.    Startegi pendekatan
Secara umum strategi pendekatan ada dua, yaitu:
1)  Pendekatan institusi
2)  Pendekatan komunikasi
g.  Kelompok Sasaran
Kelompok sasaran (target group), yaitu kepada siapa program tersebut ditujukan, secara umum dibagi atas dua, yaitu:
1)  Kelompok sasaran langsung, yaitu anggota masyarakat yang memanfaatkan langsung program kesehatan.
2)  Kelompok sasaran tidak langsung, yaitu kelompok sasaran antara
h.  Waktu
Ada dunia faktor yang mempengaruhi penetapan jangka waktu pelaksanaan program, yaitu:
1)  Kemampuan organisasi dalam mencapai target.
2)  Strategi pendekatan yang akan diterapkan.
i.    Organisasi dan tenaga pelaksana
Suatu rencana harus mencantumkan uraian tentang organisasi serta tenaga pelaksana yang akan menyelenggarakan rencana, serta tugas dan wewenangnya masing-masing.
j.    Biaya
Suatu rencana harus mencantumkan jumlah biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana.
k. Metode Penilaian dan Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan dikelompokkan kedalam tiga macam, yaitu:
1)  Kriteria keberhasilan unsur masukkan.
2)  Kriteria keberhasilan unsur proses.
3)  Kriteria keberhasilan unsur keluaran (Amiruddin, 2006).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar