1. Definisi Screening
Screening atau penyaringan kasus adalah cara
untuk mengidentifikasi penyakit yang belum tampak melalui suatu tes atau
pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat dengan cepat memisahkan antara orang
yang mungkin menderita penyakit dengan orang yang mungkin tidak menderita.
Penyaringan atau screening adalah upaya mendeteksi/ mencari penderita dengan
penyakit tertentu dalam masyarakat dengan melaksanakan pemisahan berdasarkan
gejala yang ada atau pemeriksaan laboratorium untuk memisahkan yang sehat dan
yang kemungkinan sakit, selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan (Suparyanto, 2010).
Tes untuk penyaringan tidak
dimaksudkan untuk mendiagnosis sehingga pada hasil tes penyaringan yang positif
harus dilakukan pemeriksaan yang lebih intensif untuk menentukan apakah yang
bersangkutan memang sakit atau tidak kemudian bagi yang diagnosisnya positif
dilakukan pengobatan intensif agar tidak
membahayakan bagi dirinya maupun lingkungannya, khususnya bagi
penyakit-penyakit yang menular.
2. Tujuan dan Sasaran Screening
Test
Tujuan
dilakukannya screening yaitu deteksi dini penyakit tanpa gejala atau
dengan gejala tidak khas terhadap orang- orang yang tampak sehat, tetapi
mungkin menderita penyakit, yaitu orang yang mempunyai resiko tinggi terkena
penyakit (Population at risk). Dengan
dilakukannya screening, dapat ditemukan penderita tanpa gejala
dapat dilakukan pengobatan secara tuntas sehingga tidak membahayakan dirinya
atau lingkungan dan tidak menjadi sumber penularan penyakit.
Salah
satu tujuan tes penyaringan yang bersifat umum adalah untuk mendeteksi
penderita sedini mungkin sebelum timbul gejala klinik yang jelas. Dengan
diagnose dini tersebut dapat dengan segera diberikan pengobatan kepada
penderita. Khusus untuk penyakit menular, dengan penyaringan dapat dilakukan
diagnose dini sehingga dapat diberikan pengobatan scara cepat, dan dapat pula
mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakat sehingga dapat mencegah terjadinya
wabah (Noor,
2002).
Selain itu,
melalui tes penyaringan kita dapat memperoleh keterangan epidemiologis yang
berguna bagi petugas kesehatan terutama bagi dokter/klinisi dan bagi peneliti.
Hasil tes penyaringan dapat pula digunakan untuk memberikan gambaran kepada
petugas kesehatan tentang sifat-sifat penyakit tertentu, sehingga mereka selalu
waspada dan secara terus menerus melakukan pengamatan terhadap setiap gejala
dini yang mencurigakan. Khusus
untuk kepentingan masyarakat banyak, maka selain berbagi hal tersebut di atas,
tes penyeringan dapat berfungsi untuk mendidik dan membiasakan masyarakat untuk
memeriksakan diri secara teratur dan sedini mungkin (Noor,
2002).
3. Bentuk Pelaksanaan Screening
Bentuk
Pelaksanaan Screening Test yaitu :
a. Mass screening
adalah screening secara masal pada
masyarakat tertentu
b. Selective screening
adalah screening secara selektif
berdasarkan kriteria tertentu, contoh pemeriksaan ca paru pada perokok;
pemeriksaan ca servik pada wanita yang sudah menikah
c. Single disease screening
adalah screening yang dilakukan untuk
satu jenis penyakit
d. Multiphasic screening
adalah screening yang dilakukan untuk
lebih dari satu jenis penyakit contoh pemeriksaan IMS; penyakit sesak nafas
Proses pelaksanaan sceening adalah :
a. Tahap 1: melakukan pemeriksaan terhadap kelompok
penduduk yang dianggap mempunyai resiko tinggi menderita penyakit.
1)
Apabila
hasil negatif, dianggap orang tersebut tidak menderita penyakit.
2)
Apabila
hasil positif dilakukan pemeriksaan tahap 2
b. Tahap 2 : pemeriksaan diagnostic.
1) Hasilnya positif maka dianggap sakit
dan mendapat pengobatan.
2)
Hasilnya
negatif maka dianggap tidak sakit (dilakukan pemeriksaan ulang secara
periodik).
4.
Kriteria
Evaluasi Screening
a. Validitas
Validitas adalah kemampuan dari test
penyaringan untuk memisahkan mereka yang benar sakit terhadap yang sehat. Besarnya kemungkinan untuk mendapatkan
setiap individu dalam keadaan yang sebenarnya (sehat atau sakit).
Validitas dilakukan dengan melakukan pemeriksaan di luar tes penyaringan untuk
diagnosa pasti, dengan ketentuan bahwa biaya dan waktu yang digunakan daripada
yang dibutuhkan pada penyaringan (Noor,
2002).
Validitas berguna karena biaya screening lebih murah daripada test
diagnostik. Komponen
Validitas :
1) Sensitivitas adalah kemampuan dari
test secara benar menempatkan mereka yang positif betul-betul sakit.
2) Spesifisitas adalah kemampuan dari test
secara benar menempatkan mereka yang negatif betul-betul tidak sakit
Tabel 1. Tabel Kontigensi 2 x 2
Hasil
Tes
|
Keadaan
Penderita
|
Jumlah
|
|
Sakit
|
Tidak
Sakit
|
||
Positif
|
a
|
b
|
a + b
|
Negatif
|
c
|
d
|
c + d
|
Jumlah
|
a + c
|
b + d
|
N
|
a =
positif benar
b =
positif semu
c =
negatif semu
d =
negatif benar
N = a + b
+ c + d
Sensitivitas
= a/(a + b)
Spesifisitas = d/(b + d)
Proporsi negatif semu = c/(a + c)
Proporsi positif semu = b/(b + d)
Penilaian
hasil screening test dengan
menghitung sensitivitas dan spesifisitas menggunakan perhitungan di atas mempunyai
beberapa kelemahan yaitu:
1) Tidak
semua hasil pemeriksaan dapat dinyatakan dengan tegas “Ya” atau “Tidak”.
2) Perhitungan
ini tidak sesuai dengan kenyataan karena perhitungan sensitivitas dan
spesifisitas dilakukan setelah penyakit diketahui atau didiagnosis, sedangkan
tujuan screening adalah untuk
mendeteksi penyakit yang belum tampak dan bukan untuk menguji kemampuan alat
tes yang digunakan.
Untuk
mengatasi kelemahan tersebut, dilakukan perhitungan perkiraan nilai kecermatan
dengan maksud untuk menafsirkan banyaknya orang yang benar-benar menderita dari
semua hasil tes yang positif. Penilaian nilai kecermatan terdiri atas dua
komponen yaitu:
1) Nilai
kecermatan positif ialah proporsi jumlah yang sakit terhadap semua hasil tes
positif.
2) Nilai
kecermatan negatif ialah proporsi jumlah yang tidak sakit terhadap semua hasil
tes negatif.
Selain
nilai kecermatan positif dan nilai kecermatan negatif, dapat dihitung juga komplemennya,
yaitu false positive dan false negatif:
1) False positive rate ialah jumlah
hasil tes positif semu dibagi dengan jumlah seluruh hasil tes positif.
2) False negatif rate ialah jumlah
hasil tes negatif semu dibagi dengan jumlah seluruh hasil tes negatif.
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah kemampuan suatu
test memberikan hasil yang sama/ konsisten bila test diterapkan lebih dari satu
kali pada sasaran yang sama dan kondisi yang sama. Ada 2 faktor yg mempengaruhi:
1) Variasi cara screening :
stabilitas alat; fluktuasi keadaan (demam)
2) Kesalahan/perbedaan pengamat: pengamat
beda/ pengamat sama dengan hasil beda.
Upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan
reliabilitas yaitu:
1) Pembakuan/standarisasi cara screening
2) Peningkatan ketrampilan pengamat
3) Pengamatan yg cermat pada setiap nilai
pengamatan
4) Menggunakan dua atau lebih pengamatan
untuk setiap pengamatan
5) Memperbesar klasifikasi kategori yang
ada, terutama bila kondisi penyakit juga bervariasi/ bertingkat.
c.
Derajat
Screening (Yield)
Yield adalah kemungkinan menjaring
mereka yang sakit tanpa gejala melalui screening,
sehingga dapat ditegakan diagnosis pasti serta pengobatan dini. Faktor yang dapat mempengaruhi yaitu:
1) Derajat sensitivitas tes
2) Prevalensi penyakit
3) Frekuensi penyaringan
5. Contoh
screening beserta alat yang digunakan
a. Mammografi dan Termografi
Untuk mendeteksi ca mammae. Kadangkala
dokter-dokter juga menganjurkan penggunaan dari screening magnetic resonance imaging (MRI) pada wanita-wanita lebih
muda dengan jaringan payudara yang padat.
b. Pap smear
Pap smear merupakan kepanjangan dari
Papanicolau test.. Tes ini merupakan tes yang digunakan untuk melakukan
skrening terhadap adanya proses keganasan (kanker) pada daerah leher rahim
(servik).
c.
Sphygmomanometer
dan Stetoscope
Kedua
alat ini digunakan untuk
mendeteksi hipertensi. Risiko hipertensi (tekanan darah tinggi) meningkat
seiring bertambahnya usia, berat badan dan gaya hidup. Tekanan darah tinggi
dapat menyebabkan komplikasi yang cukup parah tanpa ada gejala sebelumnya.
Tekanan darah tinggi juga dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti
penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Seberapa sering tekanan darah harus
diperiksa tergantung pada seberapa tinggi nilainya dan apa faktor-faktor risiko
lainnya yang dimiliki.
d. Photometer
Photometer merupakan alat untuk memeriksa kadar gula darah melalui tes darah.
Photometer merupakan alat untuk memeriksa kadar gula darah melalui tes darah.
e. Plano Test
Plano test digunakan untuk mendeteksi
kehamilan (memeriksa kadar HCG dalam darah).
f.
EKG
(Elektrokardiogram)
EKG digunakan untuk mendeteksi
Penyakit Jantung Koroner.
g. Pita Ukur LILA
Pita ukur LILA digunakan untuk
mendeteksi apakah seorang ibu hamil menderita kekurangan gizi atau tidak.
h. X-ray, pemeriksaan sputum BTA
X-ray digunakan untuk mendeteksi
penyakit TBC
i.
Pemeriksaan
fisik Head to Toe
Digunakan untuk mendeteksi adanya
keadaan abnormal pada ibu hamil.
j.
Rectal
toucher
Rectal toucher merupakan teknik
yang dilakukan oleh
dokter untuk mendeteksi adanya kanker prostat.
k.
Pervasive
Developmental Disorders Screening
Test PDDST – II
PDDST-II digunakan sebagai alat bantu diagnosis atau
skrening Autis.
l.
CHAT
(Checklist Autism in Toddlers, di atas usia 18 bulan)
CHAT merupakan perangkat diagnosis untuk skreening
(uji tapis) pada penyandang autism.
m. Audio Gram dan Typanogram
Audio gram dan typangram digunakan untuk
mendeteksi adanya kelainan atau gangguan pendengaran
n. MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CT
Scans (Computer Assited Axial Tomography)
MRI dan CT Scan sangat menolong untuk
mendiagnosis kelainan struktur otak, karena dapat melihat struktur otak secara
lebih detail.
o. Optalmoskop dan Tonometer
Optalmoskop dan tonometer digunakan
pada tes skrining glukoma.
p. Penapisan (skrining) premarital
Tujuan dilakukannya pemeriksaan
premarital untuk mendeteksi dan mengobati jika ada penyakit yang belum
terdeteksi sebelumnya, mencegah penularan penyakit yang dapat mempengaruhi
seperti siflis, rubella, kelainan hemoglobin, hepatitis B dan HIV/AIDS.
Skrining mendeteksi dan mencegah timbulnya penyakit yang diturunkan (genetik)
seperti penyakit thalassemia, sickle cell anemia (anemia set sabit), dan
penyakit Tay-Sachs serta kelainan
fertilitas juga dapat diketahui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar